Manajemen mengandung tiga pengertian yaitu.
1.
Manajemen sebagai suatu proses
2.
Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen
3.
Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan
(Science)
1.
Manajemen sebagai suatu proses.
·
Encylopedia of the Social Sience: manajemen
adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi.
·
Hilman: manajemen adalah fungsi untuk mencapai
sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk
mencapai tujuan yang sama.
2.
Manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen
·
Segenap orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen
3.
Manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pengetahuan
·
Manajemen adalah seni
·
Manajemen adalah ilmu
§
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses
atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
§
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan
maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang
diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari
pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan manajemen.
§
Mary Parker Follet
Manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu
pekerjaan melalui orang lain.
Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan
bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur
orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu,
bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
§
James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Manajemen
Sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen berasal dari bahasa perancis kuno yaitu management, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen dapat diartikan sebagai
ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tukuan secara efektif dan efisien. Manajemen dipandang dari
berbagai perspektif yang ada, mempunyai dasar yang kuat yang tidak terlepas
dari perpaduan antara ilmu dan seni.
Manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa didalam mencapai
suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain. Intinya bagaimana cara
memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan
manusia pada umumnya adalah managing (mengatur) untuk mengatur disini
diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama
·
Seni dalam manajemen yaitu membentuk manusia
menjadi lebih efektif dari yang sudah dan sedang mereka lakukan tanpa anda
·
Ilmu adalah pada bagaimana anda melakukannya,
yaitu : planning, organizing, directing dan monitoring.
Manajemen sebagai ilmu adalah
melihat bagaimana manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip manajemen, dan
telah di organisasi menjadi teori. Dimana seorang manajer mempelajari terlebih
dahulu tujuannya lalu diproses olehnya dengan keahliannya, setelah menjadi
sebuah teori, lalu dibuat penetapan tenaga kerja pengarah dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Dalam kenyataannya manajemen sulit
didefinisikan karena tidak ada definisi manajemen yang diterima secara
universal. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The Function of the
Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary Parker Follet pun
mendefinisikan manajemen sebagi seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Hal ini berarti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan
organisasinya harus melalui kerjasama orang lain untuk melaksanakan berbagai
tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bias berarti seperti itu, tetapi
bias juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya
tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang diantaranya
adalah sebagi berikut :
1.
Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (management
as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan
dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika.
2.
Manajemen sebagai suatu sistem (management as a
system) adalah kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen/bagian,
secara keseluruhan saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam
rangka mencapai tujuan organisasi
3.
Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a
function) adalah suatu rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat
dilaksanakan tanpa menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan
tersebut saling berkaitan dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi
4.
Manajemen sebagai suatu proses (management as a
process) adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu
tujuan dengan pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia
5.
Manajemen sebagai suatu profesi (management as a
profession) adalah suatu bidang kegiatan atau bidang keahlian tertentu, antara
lain profesi di bidang kedokteran, bidang teknik dan bidang hukum
6.
Manajemen sebagai kumpulan orang (management as
people / group of people) adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif
untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan di dalam organisasi antara lain kelompok
pimpinan atas, kelompok pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah
MANAJEMEN
DAN MANAJER
Tingkatan
Manajemen
1.
Manajemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin
dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.
Mereka sering disebut penyelia (supervisor),
manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
2.
Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada diantara
manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung
antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah diantaranya kepala
bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer,
bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan
mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Fungsi-Fungsi
Manajemen
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis
perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Dikenal dengan 5 fungsi
manajemen tetapi dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1.
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang
akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi
tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya
tak dapat berjalan.
2.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengaraahan (directing) adalah suatu tindakan
untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran
sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Keterampilan–Keterampilan
Manajerial
Robert L. Katz pada tahun 1970 mengembangkan bahwa setiap manajer
membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut
adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan
untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau
ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana
kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh
karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk
membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain
(humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional,
manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau
keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan
kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer
terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif,
bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi
diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya
merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan
teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu,
misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi,
akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua
keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang
merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya
secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach.
Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika
diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2
minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per
menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat
merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh
lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap
merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan
mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk
mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya.
Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer,
terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga
langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus
mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada
dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer
harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
·
Teori manajemen klasik
1.
pengembangan manajemen di lakukan oleh teoritis.
2.
investasi terbesar adalah karyawan
3.
tenaga kerja di beri pelatihan keterampilan
sesuai operasi pabrik.
4.
karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan
tertentu yang berulang.
5.
adanya skema pembagian keuntungan.
·
Teori Perilaku
Teori perilaku merupakan
pengembangan dari pendekatan hubungan manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa
perilaku manusia dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Perilaku dapat dipahami
melalui tiga pendekatan, yaitu:
1.
Rasional
Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota
organisasi yang diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai berbagai
kepentingan, kebutuhan, motif dan tujuan. Pendukung model ini antara lain, Down
dan Simon
2.
Sosiologis
Model ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengetahuan
antropologi, sosiologi dan psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern
3.
Pengembangan hubungan manusia
Model pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan
perhatiannya kepada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan berbagai sistem
motivasi menurut jenis motivasi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Pendukung model ini antara lain, Mc Gregor, Maslow, dan Bennis.
Keterbatasan dari pendekatan
perilaku ini adalah bahwa beberapa ahli manajemen termasuk ahli perilaku
percaya bahwa bidang perilaku tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan
manusia yang bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli
perilaku sangat kompleks dan abstrak untuk dipraktekkan para manajer.
Dikarenakan perilaku manusia sangat unik, maka ahli-ahli perilaku sering
berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi
manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
·
Teori Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif ditandai
dengan berkembangnya tim penelitian operasi dalam pemecahan masalah-masalah
industri. Pendekatan ini didasari oleh kesuksesan tim penelitian operasi
Inggris pada PD II. Teknik-teknik penelitian operasi ini semakin berkembang
sejalan dengan kemajuan komputer, transportasi dan komunikasi. Teknik-teknik
penelitian operasi selanjutnya disebut sebagai pendekatan manajemen ilmiah.
Pendekatan manajemen ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen produksi, penjadwalan, pengembangan strategi produk, pengembangan SDM dan perencanaan program
Langkah-langkah manajemen ilmiah yaitu:
Pendekatan manajemen ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen produksi, penjadwalan, pengembangan strategi produk, pengembangan SDM dan perencanaan program
Langkah-langkah manajemen ilmiah yaitu:
1.
Perumusan masalah
2.
Penyusunan suatu model matematis
3.
Penyelesaian model
4.
Pengujian model
5.
Penetapan pengawasan atas hasil
6.
Pelaksanaan (implementas)
Evolusi
Teori Manajemen
A. Teori
Manajemen Ilmiah / Klasik
Variabel yang diperhatikan dalam
manajemen ilmiah :
1.
Pentingnya peran manajer
2.
Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
3.
Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
4.
Iklim kondusif
Manajemen ilmiah memperhatikan
prinsip-prinsip pembagian kerja.
1.
Robert
Owen (1771 – 1858)
Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci
keberhasilan perusahaan.
Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja
sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja
sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
2.
Charles
Babbage (1792 – 1871)
Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam
kaitannya dengan pembagian
pekerjaan. Sehingga setiap ekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap
pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
pekerjaan. Sehingga setiap ekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap
pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
3.
Frederick
W. Taylor :
Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah
hasil penelitian tentang studi waktu
kerja (time & motion studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat
dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.
kerja (time & motion studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat
dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.
4.
Hennry L.
Gantt (1861 – 1919) :
Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu
:
1.
Kerjasama saling menguntungkan antara manajer
dan karyawan.
2.
Mengenal metode seleksi yang tepat.
3.
Sistem bonus dan instruksi.
Akan tetapi Hennry menolak sistem upah differensial. Karena
hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja.
5.
Frank B
dan Lillian M. Gilbreth (1868 – 1924 dan 1878 – 1972) :
Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan
gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan. Menurut Frank, antara gerakan dan
kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan
kelelahan. Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang
efektif dapat mengurangi kelelahan.
6.
Herrrington
Emerson (1853 – 1931) :
Berpendapat bahwa penyakit yang mengganggu sistem manajemen
dalam industri adalah
adanya pemborosan dan inefisinesi. Oleh karena itu ia menganjurkan :
adanya pemborosan dan inefisinesi. Oleh karena itu ia menganjurkan :
1.
Tujuan jelas
2.
Kegiatan logis
3.
Staf memadai
4.
Disiplin kerja
5.
Balas jasa yang adil
6.
Laporan terpecaya
7.
Urutan instruksi
8.
Standar kegiatan
9.
Kondisi standar
10.
Operasi standar
11.
Instruksi standar
12.
Balas jasa insentif
B. Teori
Organisasi Klasik
1.
Fayol
(1841 – 1925) :
Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen
yang terdiri atas :
a.
Technical ; kegiatan memproduksi produk dan
mengoranisirnya.
b.
Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual
produk.
c.
Financial ; kegiatan pembelanjaan.
d.
Security ; kegiatan menjaga keamanan.
e.
Accountancy ; kegiatan akuntansi
f.
Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang
terdiri atas :
a)
Planning ; kegiatan perencanaan
b)
Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan
c)
Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian
d)
Commanding ; kegiatan pengarahann
e)
Controlling ; kegiatan penngawasaan
g.
Selain hal tersebut diatas, asas-asa umum
manajemen menurut Fayol adalah :
a)
Pembagian kerja
b)
Asas wewenang dan tanggungjawab
c)
Disiplin
d)
Kesatuan perintah
e)
Kesatuan arah
f)
Asas kepentingan umum
g)
Pemberian janji yang wajar
h)
Pemusatan wewenang
i)
Rantai berkala
j)
Asas keteraturan
k)
Asas keadilan
l)
Kestabilan masa jabatan
m)
Inisiatif
n)
Asas kesatuan
2. James D. Mooney :
Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan
organisasi manajemen adalah :
a.
Koordinasi
b.
Prinsip skala
c.
Prinsip fungsional
d.
Prinsip staf
C. Teori
Hubungan Antar Manusia (1930 – 1950)
Pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan
mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk
menunjang tingkat produktifitas kerja.
Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem
sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.
mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk
menunjang tingkat produktifitas kerja.
Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem
sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.
D. Teori
Behavioral Science :
1. Abraham maslow
Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya
tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
2. Douglas Mc Gregor
Dengan teori X dan teori Y.
3. Frederich Herzberg
Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4. Robert Blake dan Jane Mouton
Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
5. Rensis Likert
Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif
mengenai empat sistem
manajemen.
manajemen.
6. Fred Fiedler
Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
7. Chris Argyris
Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem
antar hubungan budaya.
8. Edgar Schein
Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi. Teori
behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per
orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.
E. Teori Aliran
Kuantitatif
Memfokuskan keputusan manajemen
didasarkan atas perhitungan yang dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah
sebagai berikut :
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah
sebagai berikut :
1.
Merumuskan masalah
2.
Menyusun model aritmatik
3.
Mendapatkan penyelesaikan dari model
4.
Mengkaji model dan hasil model
5.
Menetapkan pengawasan atas hasil
6.
Melakukan implementasi
Alat bantu yang sering digunakan
dalam metode ini adalah motede statistik dan komputerisasi
untuk melihat kemungkinan dan peluang sebaai informasi yang dibutuhkan pihak manajemen.
untuk melihat kemungkinan dan peluang sebaai informasi yang dibutuhkan pihak manajemen.
MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN EKSTERNAL
A. Definisi
Lingkungan
Pembahasan dan pemahaman perkembangan teori-teori manajemen
sangat diperlukan guna memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori
manajemen selanjutnya. Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer
untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang
berbeda dalam organisasi yang terus mengalami perubahan.
Empat pandangan utama tentang manajemen dapat dikelompokkan
berdasarkan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
1.
Pendekatan
klasik (the classical approaches),
yang dikenal sebagai aliran manajemen ilmiah (scientific management) dan teori
organisasi klasik/prinsip-prinsip administrative (administrative principles)
serta organisasi birokrasi (bureaucratic organization) yaitu pendekatan pada
studi manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi
manajemen.
2.
Pendekatan
sumber daya manusia (the human resources
approaches), yang dikenal juga sebagai aliran perilaku, yaitu
pendekatan pada studi manajemen tentang kebutuhan manusia, kerja kelompok serta
peranan faktor-faktor social di tempat kerja.
3.
Pendekatan
kauntitatif atau pendekatan ilmu manajemen (the
quantitative or management science approaches), yaitu pendekatan pada
studi manajemen dengan menggunakan teknik-teknik matematis dalam memecahkan
masalah manajemen dalam sebuah organisasi.
4.
Pendekatan
modern (modern approaches), yaitu
pendekatan pada studi manajemen dengan pandangan system dan pemikiran
kontingensi berdasarkan komitmen terhadap mutu dan kinerja yang tinggi
B. Faktor-faktor
Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro
Lingkungan
ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi,
dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu
oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan
keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi
contohnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, perilaku konsumen
atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan
eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro.
1.
Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung
terhadap kegiatan manajemen. Lengkunagan eksternal mikro diartikan sebagai
factor-faktor di luar rumah tangga produksi atau dunia usaha yang berpengaruh
langsung terhadap kegiatan dunia usaha.
Factor-faktor
yang termasuk lingkungan ekasternak mikro adalah :
1)
Penyedia/pemasok
(supplier) dengan adanya pemasok factor-faktor produksi, muncul kegiatan
produksi, di samping itu pemasok juga menunjang kelangsungan hidup dunia usaha
2)
Perantara
adalah pihak-pihak yang berperan dalam penyebaran hasil-hasil produksi dari
produsen ke tangan konsumen hingga siap dikonsumsi, misalnya distributor,
pengecer dan sebagainya
3)
Teknologi
berkaitan secara langsung dengan perkembangan proses pengoilahan yang berupoa
penemuan baru baik peralatan maupun metode kerjanya. Lembaga yang berkecimpung
dalam bidang ini misalnya lembaga RIstek, Litbang dan sebagainya
4)
Pasar dalam
arti luas. Meskipun letaknya berada di luar kegiatan produksi, tetapi karena
seluruh hasil produksi adalah untuk melayani (dijual ke) pasar, maka semua
pihak yang terlibat dan berada di dalam pasar termasuk unsure lingkungan
eksternal mikro
2.
Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak
langsung. Masing-masing anggota dunia usaha memiliki perbedaan dalam memberikan
factor-faktor yang secara kongkret dapat dimasukkan ke dalam lingkungan
eksternal makro atau mikro. Hal ini disebabkan oleh sifat majemuk kegiatan
dunia usaha. Oleh karena itu pertimbangan pemilihan factor eksternal makro dan
mikro dilakukan secara umum.
Secara umum
unsur-unsur lingkungan eksternal makro dunia usaha adalah sebagai berikut :
1)
Keadaan alam
2)
Politik dan
hankam, keadaan politik dan pertahanan keamanan secara umum menciptakan iklim
ketenangan usaha
3)
Hukum peraturan
perundangan-undanagan yang berlaku misalnya undang-undang perpajakan,
perburuhan dan sebagainya
4)
Perekonomian,
tingkat pendapatan, pola-pola pemenuhan kebutuhan masyarakat, tingkat investasi
dan sebagainya
5)
Pendidikan dan
teknologi tingkat kecerdasan kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi pada umumnya
6)
Social dan
kebudayaan : pandangan dan nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti terwujud
dalam norma-norma etika dan social, kepercayaan, agama, kesenian, pola hubungan
antar individu dan sitem kerja samanya, sertta strata social
7)
Kependudukan
jumlah tingkat kelahiramn-kematian, penyebaran penduduk (misalnya urbanisasi
dan transmigrasi), umur dan jenis kelamin
8)
Hubungan
internasional : mencakup banyak hal seperti proteksi bahan barang dan jasa,
nialai tukar mata uang teknologi, kebudayaan, polkam dan sebagainya
C.
Tanggung Jawab Soal Manajer
Perubahan konsep manajerial dipengaruhi oleh faktor intern
dan ekstern. Seorang manajer mempunyai tanggung jawab social atas
keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian karena
mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka panjang
maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup orang
banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut (ini
kalau dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas dasar ini maka seorang
manajer dituntut untuk dapat mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of manager). Ada lima faktor
yang mempengaruhi keputusan manajer dalam etika berusaha ini, yaitu hukum;
peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya undang-undang yang
dikeluarkan oleh pemerintah; kode etik industri dan perusahaan tekanan-tekanan
sosial; tegangan antar standar perorangan dan kebutuhan organisasi