Minggu, 08 Juni 2014
makalah Politik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Politik adalah aspek dari semua per
buatan yang berkenaan dengan usaha
kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Po
litik juga melekat dalam lingkungan hidup
manusia, baik sadar atau tidak politik
hadir dimana-mana, politik mempengaruhi
kehidupan i
ndividu maupun kelompok manusia. Di dalam kehidupan politik,
seperti halnya dalam wilayah-wilayah kehidupan lain, sosialisasi merupakan suatu
kunci bagi perilaku dalam politik. Sosialisasi politik merupakan proses bagaimana
memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut
menentukan tanggapan serta
reaksi-reaksinya terhadap
gejala-gejala politik.
Sosialisasi politik ini dimulai sejak ma
sa kanak-kanak. Sebelum seseorang
anak masuk sekolah keluarga dalam hal ini orang tua berperan sebagai agen
utama dalam melakukan sosialisasi politik
. Sosialisasi politik dikalangan anak-
anak merupakan upaya untuk membentuk beberapa sikap politik yang penting.
Apabila usia anak meningkat ke umur rema
ja maka sosilalisasi nilai-nilai politik
tersebut ditujukan agar mereka lebih mengerti dan memahami tentang politik
yang berkenaan dengan
baik dan buruknya politik it
u sehingga mendorong
mereka berpartisipasi maksimal da
lam politik dan hal tersebut harus
dipertahankan akan tetapi dengan cara-cara lain, sesuai dengan pertumbuhan jiwa
remaja tersebut. Pertama-tama seorang remaja akan terpaling pada lingkungan
yang terdekat dengannya, yakni orang tua, apabila idealismenya tidak terpenuhi
Universitas
Sumatera
Utara
oleh lingkungan terdekatnya maka ia akan berpaling kelingkungan lain. Oleh
karena itu maka lingkungan terdekat itu seperti keluarga senantiasa harus siap
untuk membantu remaja, karena remaja lebih banyak memerlukan pengertian
daripada sekedar pengetahuan saja.
Keluarga sebagai lembaga yang melakukan sosialisasi pertama yang
dialami seseorang anak sebelum menjadi remaja juga berperan sebagai kelompok
untuk melaksanakan kegiatan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi.
pendidikan, agama, rekreasi, dan politik. Keluarga dalam melakukan proses atau
kegiatan-kegaitan kendatinya tidak mengalami hambatan yang berarti karena
setiap manusia memiliki kecendrungan dalam menanggapi objek-objek
disekelilingnya atau pengadopsian pola dan perubahan tanggapan dalam diri
mereka dalam menghadapi pengalaman baru itulah yang disebut sebagai proses
belajar. Keadaan tersebut juga terjadi
dalam belajar politik dimana keluarga
meninjau bagaimana proses belajar atau sosialisasi yang dilakukan oleh keluarga.
Sosialisasi yang dilakukan keluarga ini akan membantu proses belajar remaja
untuk mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok, atau mengajari bagaimana
mereka mendapatkan kekuasaan ditengah-tengah masyarakat.
Proses belajar atau sosialisasi tersebut terjadi melalui interaksi yang terjadi
antara anggota keluarga yakni orang tua ya
ng memberikan contoh atau nilai-nilai
dan anak sebagai orang yang menerima nilai-nilai tersebut. Hubungan yang
terjadi di dalam keluarga biasanya dilakukan melalui suatu kontak sosial dan
komunikasi. Kedua hal ini merupakan syarat terjadinya suatu interaksi sosial.
Universitas
Sumatera
Utara
Dengan kata lain, interaksi yang sesun
gguhnya dapat diperoleh melalui kontak
sosial dan komunikasi. Komunikasi bera
rti memiliki tafsiran terhadap perilaku
orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah, atau sikap dan
perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Terjadinya interaksi dan
komunikasi dalam keluarga akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan
saling memberikan anggapan-anggapan yang berbeda satu sama lainnya. Dengan
interaksi antara anak dengan orang tua, akan membentuk gambaran-gambaran
tertentu pada masing-masing pihak sebagai hasil dari komunikasi. Anak akan
mempunyai gambaran tertentu mengenai orang tuanya.
Dengan adanya gambaran-gambaran tertentu tersebut sebagai hasil
persepsinya melalui komunikasi, maka akan terbentuk juga sikap-sikap tertentu
dari masing-masing pihak. Keberhasilan sosialisasi tersebut tidak terlepas dari
bagaimana interaksi yang terjadi antara anak dan orang tua, interaksi ini dapat
bersifat langsung maupun tidak langsung yang gunanya untuk mengawasi setiap
kegiatan dan memberikan arahan-arahan kepada seorang anak hingga menjadi
remaja dengan terjalinnya interaksi yang baik antara orang tua dan anak maka
proses sosialisasipun akan berjalan sebagaimana mestinya. Adapun bentuk-bentuk
kegiatan yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan kedekatannya
biasanya dilakukan dengan senantiasa melihat kondisi yang terjadi pada anaknya
dan bercerita satu sama lainnya. Interaksi yang terjadi dalam keluarga senantiasa
di pengaruhi oleh kesibukan orang tua dalam bekerja sehingga tidak sedikit dari
keluarga yang mengalami krisis interaksi antara anak dan orang tua yang
Universitas
Sumatera
Utara
menyebabkan hilangnya nilai-nilai dan norma-norma yang seharusnya
disampaikan oleh orang tua dan anak banyak mencari dan menerima sosialisasi
dari lingkungan sekitarnya baik formal maupun informal
Keluarga yang juga merupakan kelompok primer (primery group) yang
pertama dikenal dan pertama melakukan sosialisai serta interaksi yang dialamai
oleh seseorang anak dan dari situlah perkembangan kepribadian bermula hingga
seorang anak menjadi remaja dan dewasa. Ketika anak sudah cukup umur untuk
memasuki kelompok primer lain di luar keluarga, pondasi dasar kepribadiannya
sudah ditanamkan secara kuat oleh keluarga. Semua masyarakat tergantung pada
berbagai institusi yang melakukan sosialisasi terutama pada keluarga dalam
sosialisasi kepada anak-anak hingga rema
ja sehingga nilai-nilai dapat berfungsi
dengan baik dalam masyarakat itu. Secara umum remaja dianggap sebagai usia
transisional dari masa kanak-kanak menuju fase dewasa. Dalam fase ini seorang
anak mengalami perkembangan fisik dan emosional tertentu yang menyebabkan
si remaja berada pada fase anomaly, secara fisik telah menyamai orang dewasa,
namun dalam tataran nilai dan psikologis masih belum menunjukan karakteristik
kedewasaan.
Dalam perkembangannya, sosialisasi sangat dibutuhkan dalam
penyampaian nilai-nilai politik. Sosialisas
i politik ini biasanya dapat bersifat
langsung maupun tidak langsung diterima oleh seorang anak. Sosialisasi politik
langsung ini biasanya orang tua mengajak diskusi anaknya dan menceritakan
tentang politik-politik yang terjadi saat in
i serta menceritakan tentang kejadian-
Universitas
Sumatera
Utara
kejadian atau pengalamannya
dalam kegiatan politik sedangkan sosialisasi politik
tidak langsung biasanya diterima dari
seorang anak melalui media elektronik
seperti televisi, radio, serta media ma
ssa seperti Koran, majalah dan lain
sebagainya dari penerimaan tersebut seorang anak akan melihat dan bertanya
kepada orang tua tentang kejadian-kejadian politik tersebut
Pemberian pengetahuan tentang politik atau penyampaian nilai-nilai
politik ini dapat dilakukan dengan diskusi ataupun lainnya. Akan tetapi
banyaknya pemberian pengetahuan po
litik yang diberikan oleh orang tua
tergantung pada itensitas dan kualitas ma
teri politik ketika mereka berdikusi,
sehubungan dengan hal ini, keluarga yang merupakan lembaga pertama yang
melakukan sosialisasi mempunyai peranan penting dalam mensosialisasikan
politik pada anaknya, seperti memberikan pemahaman tentang artian politik baik
dalam pemilihan umum atau dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mereka
memiliki keikutsertaan dalam berpolitik.
Pembentukan karakter politik individu
dilakukan oleh ke
luarga karena
mereka adalah lembaga sosial yang paling dekat. Peran ayah, ibu, saudara,
memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap pandangan politik satu individu.
Tokoh Sukarno misalnya, memperoleh nilai-nilai penentangan terhadap Belanda
melalui ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai. Ibunya, yang merupakan keluarga
bangsawan Bali menceritakan kepahlawanan raja-raja Bali dalam menentang
Belanda di saat mereka tengah berbicara. Cerita-cerita tersebut menumbuhkan
kesadaran dan semangat Sukarno untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi
bangsanya yang terjajah oleh Belanda.
Universitas
Sumatera
Utara
(http://samzlee.blogspot.com/2010/02/sosialisasi-politik-dan-agen.html, diakses
12 maret 2011, 18:01 WIB).
Sosialisasi politik seperti diatas juga terjadi pada setiap orang dan daerah
tanpa terkecuali begitu juga halnya sosialisasi politik juga terjadi di desa
Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang, sebagai salah satu
desa bagian dari Kecamatan Percut Seituan Desa ini juga memiliki berbagai aspek
kehidupan yang saling mendukung satu sama lainnya seperti sosial, agama dan
politik meskipun secara agama di dominasi
oleh Islam namun dari segi politik di
desa ini terdapat corak partai politik yang beraneka yakni Partai Demokrat, Partai
Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Persatuan Demokrasi
Perjuangan.
Partai-partai tersebut pada setiap pemilihan umum berupaya untuk
mendapatkan dukungan-dukungan dari masyarakat sekitar yang di tujukan untuk
menambah suara dalam pemilihan umum dan untuk memperoleh dukungan dari
masyarakat tersebut Partai-partai itu juga berupaya melakukan pendekatan-
pendekatan kepada setiap keluarga di dalam masyarakat sekitar seperti
memberikan baju kaos partai dan lainnya dengan harapan agar setiap keluarga
tertarik kepada partai tersebut dan keluarga juga dapat mengajak serta
mensosialisasikan partai politik tersebut
kepada keluarganya. Seperti yang
dijelaskan diatas dimana terdapat saling lingkup yang kentara antara tingkat
pengetahuan politik yang dimiliki orang tua dan remaja, kenyataan bahwa lebih
banyak anak yang banyak pengetahuannya berasal dari anggota keluarga yang
orang tuanya juga berpengetahuan banyak, dan ini menunjukan adanya
Universitas
Sumatera
Utara
pengalihan pengetahuan politik dari orang tua kepada anak. Keluarga memiliki
pengaruh besar terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian seorang
anak. Pengaruh yang paling jelas adalah dalam hal pembentukan sikap terhadap
wewenang dan kekuasaan ketika seorang anak beranjak menjadi remaja dan
berada ditengah-tengah masyarakat. Besarnya pengaruh keluarga terhadap tingkat
pengetahuan politik anggota individu
dalamnya inilah yang membuat peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tent
ang Sosialisasi politik dalam lingkungan
keluarga pada remaja di Desa Tembung Kecamtan Percut Seituan Kabupaten Deli
Serdang.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
perumusan masalah adalah:
1.
Bagaimanakah Sosialisasi Politik Pada Remaja di dalam Lingkungan
Keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang?
2.
Faktor-faktor apa yang mempengaru
hi Sosialisasi Politik di dalam
Lingkungan Keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan yang
diharapkan dan dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:
Universitas
Sumatera
Utara
1.
Untuk mengetahui bagaimanakah sosia
lisasi politik pada remaja di dalam
lingkungan keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi sosialisasi politik di
dalam lingkungan keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.
1.4
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi manfaat penelitian adalah:
1.4.1
Manfaat Teoritis
1.
Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir peneliti melalui karya ilmiah,
sekaligus penerapan ilmu pengatahuan yang telah di peroleh
2.
Untuk dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai informasi tentang
sosialisasi politik dalam lingkungan keluar
ga terutama sosialisasi politik pada
remaja di dalam lingkungan keluarga dan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi sosialisasi politik di dalam lingkungan keluarga di Desa
Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
1.4.2
Manfaat Praktis
1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapa
t menghasilkan suatu informasi yang
berisikan tentang sosia
lisasi politik di dalam lingkungan keluarga dan
sosialisasi politik pada remaja
Universitas
Sumatera
Utara
2.
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan
penelitian ini
1.5
Definisi Konsep
Dari uraian-uraian diatas dan berdasarkan tujuan dan permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini, kemudian ag
ar penelitian tetap terfokus dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda, maka digun
akan beberapa definisi konsep sebagai
berikut:
1.
Sosialisasi
David B. Breinkerhoff dan Lynn K.White mendefinisikan bahwa sosialisasi
adalah suatu proses belajar peran, status dan nilai yang diperlukan untuk
keikutsertaan(partisipasi) dalam institusi
sosial (Damsar,2010;151). Dari latar
belakang dan pengertian diatas maka sosialisasi yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah suatu kegiatan dan proses belajar peran,status sosial dan nilai
yang dibutuhkan dalam keikutsertaan dalam kehidupan bermasyarakat dan
institusi sosial yang disampaikan oleh media formal maupun informal
2.
Politik
Aristoteles menyatakan dalam pandangan klasik bahwa politik adalah suatu
asosiasi warga negara yang berfungsi memb
icarakan dan menyelengarakan hal ihwal
yang menyangkut kebaikan bersama seluruh anggota masyarakat. (Ramlan Surbakti,
2010;2). Berdasarkan latar belakang diat
as maka, politik yang dimaksudkan dalam
Universitas
Sumatera
Utara
penelitian ini yaitu seluruh kegiatan
yang berhubungan dengan kekuasaan dan
menyangkut kebaikan masyarakat umum.
3.
Sosialisasi Politik
Menurut Gabriel Almond (Damsar, 2010; 153-154) sosialisasi politik adalah
bagian dari proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang
menunjukan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartisipasi
dalam sistem politiknya. Sosialisasi politik
yang dimaksudkan dalam penelitian ini
berdasarkan latar belakang diatas adalah proses internalisasi nilai pengenalan dan
pemahaman, pedoman politik dari keluarga ke individu/anggota keluarga yang lain.
4.
Remaja
John W. Santrock (2007;20) mendefinisikan remaja sebagai periode transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan
perubahan-perubahan biologis,kognitif, dan sosio-emosional. Masa remaja dimulai
sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada sekitar usia 18 hingga 22 tahun.
sedangkan PBB memberikan batasan yang lebih longgar, yakni mereka yang berada
dalam rentang usia 15-24 tahun. (Hasil prosiding seminar hasil program
pengembangan diri. 2007; 91). Dari pengertian dan uraian latar belakang diatas maka
remaja yang menjadi fokus penelitian adalah mereka yang berada pada usia 17-24
tahun dengan alasan mereka tersebut sudah terkatrgori ikut serta dalam pemilihan
umum dan tinggal bersama dengan keluarga mereka.
5.
Keluarga
Universitas
Sumatera
Utara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar